Memecah kulit, benihnya
Kala ia bercanda dengan air dan cahaya
Lalu muncul radikula dan plumulanya
Ia mengecambah sempurna
Dengan cadangan makanan di endosperma
Si kecambah berkembang menjadi pohon kecil
Ia sumringah dengan hadirnya daun pertama
Dan akar tunggang yang mungil
Si pohon kecil sangat mandiri
Daunnya cekatan menangkap cahaya matahari
Kemudian dibuat adonan fotosintat untuk makannya sendiri
Akarnya lincah menyerap hara dari tanah tempat ia berdiri
Ia tidak sadar
Si pohon kecil lalu menjelma muda
Berdaun rindang, beranting banyak
Berakar kekar, berbatang tegak
Si pohon muda mulai berbunga
Berbunga, berbunga dan berbunga
Lantas bunga-bunganya menjadi bakal buah
Setelah para benang sari terjerat cinta putik yang indah
Si pohon muda sebentar lagi akan berbuah
Ia tidak sadar
Bahwa ia hidup di pinggir sungai di tepi jurang
Belum sempat buah pertamanya muncul
Musibah lebih dulu menyusul
Erosi
Arus deras dengan ganas melahap tanah di bawahnya
Retak, lalu rubuh
Ia terjungkal ke dalam jurang
Terhempas di permukaan
Batangnya patah, pecah
Daun-daunnya gugur muda
Ranting-ranting berserakan
Ia diseret paksa oleh arus yang lapar
Sungai yang berlumpur
Aku sadar
Saat arus itu menyeretku dengan kasar