Memecah kulit, benihnya
Kala ia bercanda dengan air dan cahaya
Lalu muncul radikula dan plumulanya
Ia mengecambah sempurna
Dengan cadangan makanan di endosperma
Si kecambah berkembang menjadi pohon kecil
Ia sumringah dengan hadirnya daun pertama
Dan akar tunggang yang mungil
Si pohon kecil sangat mandiri
Daunnya cekatan menangkap cahaya matahari
Kemudian dibuat adonan fotosintat untuk makannya sendiri
Akarnya lincah menyerap hara dari tanah tempat ia berdiri
Ia tidak sadar
Si pohon kecil lalu menjelma muda
Berdaun rindang, beranting banyak
Berakar kekar, berbatang tegak
Si pohon muda mulai berbunga
Berbunga, berbunga dan berbunga
Lantas bunga-bunganya menjadi bakal buah
Setelah para benang sari terjerat cinta putik yang indah
Si pohon muda sebentar lagi akan berbuah
Ia tidak sadar
Bahwa ia hidup di pinggir sungai di tepi jurang
Belum sempat buah pertamanya muncul
Musibah lebih dulu menyusul
Erosi
Arus deras dengan ganas melahap tanah di bawahnya
Retak, lalu rubuh
Ia terjungkal ke dalam jurang
Terhempas di permukaan
Batangnya patah, pecah
Daun-daunnya gugur muda
Ranting-ranting berserakan
Ia diseret paksa oleh arus yang lapar
Sungai yang berlumpur
Aku sadar
Saat arus itu menyeretku dengan kasar
hmmm....
ReplyDeletebingung amu komentar apa >,<
Membaca posting ini kenapa terasa sedih yach?
ReplyDeleteSebenarnya berharap ending yang baik namun berakhir menyedihkan. Andai sang pohon dapat bertahan diatara kerasnya alam
sedikit belajar biolodi dari puisi ini, hehehehe
ReplyDeletebagus kawan.. :)
eh, biologi maksudnya.... hihihi
ReplyDeleteada lanjutan ke kisah pohon tuanya engga?
ReplyDeletePuitis bgt sob
ReplyDeleteadonan fotosintat tuh kaya apa yah? o_O
ReplyDeletekeren..kasihan amat nasib pohon itu ya
ReplyDeletesebelum tersadar, cari ranting di sebelahmu donk, yang paling deket, pegengan dan mulai beranjak, jadilah pohon muda yang tegar dan akan selalu berdiri tegak, melawan arus itu, hehe.. sedikit sulit tapi keren :D
ReplyDeleteterharu...
ReplyDeleteini kan hal yang kita gak pernah sadar itu terjadi.
kok jadi kasihan yaa...
om beli kecambahnya sekili...wkwkwkw<<emo ngakak....
ReplyDeleteihh...keren...campuran ama biologi en sastra heheheh
ReplyDeletegw agak lemot klo harus cri-cri makna yg tersirat dri puisi, tpi btw puisinya top abiz daa
ReplyDeleteMiris ni baca puisinya..pa kabar sob?
ReplyDeleteMiris ni baca puisinya..pa kabar sob?
ReplyDeletewah wah wah saya nyerah deh kalo berhubungan ama puisi, saya bisanya cuman artikel mas hehehee :D salam kenal yah :)
ReplyDeleteKeren (saya gak tahu mau komen apa)
ReplyDeleteperjalanan panjang..
ReplyDeleteIvan aja yang jago puisi speechless apalagi saya, pokoknya tetap kuat ya sobat, dan mohon maaf lahir dan bathin
ReplyDeletesajak yang indah tentang pohon, atapi sejak kapan pohon kelapa punya dahan ya ? ^%@$#&^$(^
ReplyDeletehehe ...maaf lahir batin
dowh ga bisa bilang apa nich............
ReplyDeletemewakili nasib bangsa kita
ReplyDeletekeren banget puisinya rul^^
rul kemana rul enggak pernah keliatan lagi :D mudik yaaa ?
ReplyDeletehmm mengingatkan pada penjarah hutan berdasi!
ReplyDeletesayang sekali, aku gak bisa bikin puisi
ReplyDeletebuset ngilang kemana ini anak, dah lumutan tuh postingannyam ganti yang baruuuuuuuuuuuuuu
ReplyDeleteTragis ya kisahnya.. .
ReplyDeleteHEBAT,, puisi apa pelajaran biologi neh ahhaahah keren,, puisi yg cerdas, walo endingnya menyebalkan hiksssss *brb ambil tisu* T.T
ReplyDeletepuisi nya itu Fakta yang terjadi dinegara kita ya ?!
ReplyDeleteTepat nya di kota-kota besar terlebih lagi ibukota. Tak ada lagi yang peduli dengan keadaan bunga-bunga indah selain bunga yang berada di taman.
Bunga bunga diluar taman hanya lah sesuatu yang dihiraukan sehingga terkadang diinjak-injak =(
Walau terlambat datang, kayaknya masih boleh kan tuk berkomentar, Puisi yang cool abis!!! smoga tak ada yang bernasib sama dengan pohon itu.... Keep smile!!! ^_^
ReplyDeleteditunggu artikel terbaru nya ya...
ReplyDeleteeN sorry baru sempat BW, kesibukan masalah kuliah =)
met malam sang penyair,,,
ReplyDeleteHi penyair, maap yah gw baru main2 kesini lagi. Semenjak pulang mudik tanggal 28 Sept kena penyakit males ngeblog, jadi we ampir 3 minggu ga posting & jalan2 ke rumah tetangga :-(
ReplyDeleteBtw seperti biasa, puisinya bagus banget. Kapan atuh puisi2nya dibuat buku?
updateee
ReplyDeletembak fanny : wkwkwkwwkk.... ntar dulu mbaakk...
ReplyDeletepinternya buat kata-kata indah seperti ini kamu rul...coba aku disuruh buat syair seperti ini satu bulan belum tentu beres
ReplyDeletekehidupan pohon bisa dijadikan puisi juga yahh... hebaat deh.. saya mana bisa kayak gitu
ReplyDeleteMembacanya jadi sedih... kenapa nasibnya tragis begitu ya..?
ReplyDeleteSeneng bisa mampir lagi kesini.... ^_^
Andai si pohon muda itu sadar dimana tempatnya tumbuh, dia tak punya kuasa untuk berpindah tempat bukan...?
ReplyDeleteBTW, lama gak update blog ya...?
Hmmmh, kemana aja nih..? Jarang update ga ada kabaur???
ReplyDeletekenapa gak nulis lagi.. aku udah lupa sama puisi ini, puisi yang indah, apa kabar mas .. jarang ketemu, jarang chat, jarang BEWE juga :(
ReplyDeleteRoel gimana kabarmu mas?
ReplyDeleteheheh
remind me of Mentawai tsunami :(
ReplyDeletetapi ini puisi terkeren yang pernah aku baca :D
@uli: waow waow... ty yul,,, jd malu aku, hahaha...
ReplyDeletejiaah..belum update juga..ck ck ..
ReplyDeletepohon yang malang
ReplyDeletesiang juga roel ^^
tersadar..saat erosi dan musibah datang menerpa...
ReplyDeletemembaca tulisan ini kok ironis sekali ya.
ReplyDeletebenih yg tumbuh subur, akhirnya toh tercerabut juga krn ulah tangan manusia....
salam
padahal pohon itu untuk mencegah erosi.
ReplyDeletetetapi kekuatan manusia makin menambah kekuatan erosi, sehingga si pohon muda tak kuat menahannya.
begitulah ulah manusia.
mari jaga lingkungan.
selamatkan pohon-pohon muda lainnya.
KASIAN PU'UN NYAAAAAAAAAAAAA :(( :(( :((
ReplyDeletelife is too short :'(
aku berharap pohon2 muda lain dapat tumbuh sempurna
ReplyDeletehey
ReplyDeletehey
ditunggu yaaaaaa puisi barunya
btw yulia gak bosan2 baca puisi yang ini :D
walah kok yo sampai begitu yah?
ReplyDeletemusti tegar rek, tapi puisinya uawapikkkk
yuli: wuahahaa,, gmn gk bosan2,,, orang yg didapetin cuma itu aja,, haha...
ReplyDeleteapa gerangan yang membuat si pohon bertahan hidup ditepi jurang meski bahaya mengancam???
ReplyDeletehiks kasihann pohonnya
ReplyDeletewaaaaw manteep..kasian juga sih pohonnya..harusnya dia transmigrasi kemana kek gitu..biar gak kena erosi hehe
ReplyDeletealo salam kenal :)
ReplyDeletekeren puisinya LD
btw tukeran link yuk :D
ditunggu kabar baiknya ya :)
ini update dari zaman apa yachhh...??
ReplyDeletesesama lama g update dilarang saling mengejek..
huuuuuu.... :P
hahaaaaa....
pa kabar maz..???
EBAT,, puisi apa pelajaran biologi neh ahhaahah keren,, puisi yg cerdas, walo endingnya menyebalkan hiksssss *brb ambil tisu* T.T
ReplyDelete