Saturday, December 8, 2012

Persuasi

ia kerap memanggilku. malah selalu.
di halimun pagi biasa ia titip bunyi. pun di bayu siang ia tumpangkan tala.
namun aku yang batu tak mau dirayu.
tak kenal penat, ia mewarta nada sebelum menjelang senja.
tak petang tak malam ia juga lembut menyeru.
inginnya aku mengadukan perkara-perkara yang membiak di kerak dada.


tapi percumbuan ini enggan sekali kuakhiri.

115 comments:

  1. pewarta nada yang membelah kesunyian senja. Pewarta yang entah datangnya darimana.

    ReplyDelete
  2. aihhh

    bang rul, ente sukses mengikat saya di antara kata!

    ReplyDelete
  3. Saatnya bilang WOW ! Susunan katanya indah bgt sob

    ReplyDelete
  4. ah, puisi ini membuat saya membacanya berkali-kali. indah rasanya rangkaian kata-katanya...

    ReplyDelete
  5. Kangen baca puisi disini...
    Kok "ndengaren" puisinya pendek gak seperti biasa yg panjang2 itu ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mbak, sekarang pendek2 aja. yang penting pilihan kata sama maknanya dalam. hehe..

      Delete
  6. Lagi mikir nih... kenapa judulnya persuasi ya?
    Bolak balik aku baca... tapi aku belum dapat menangkap jelas artinya #tepokjidat

    ReplyDelete
  7. batu yang tak mau dirayu, tapi ternyata sosok pecinta luar biasa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. selamat kalo begitu. ini rupanya sejenis batu meteor, yang harganya mengalahkan batu intan

      Delete
    2. hahaha...padahal cuma batu kali

      Delete
    3. batu kali kalo jatuhnya dari angkasa, lebih mahal daripada yang jatuh lewat banjir lahar

      Delete
  8. wah aku kurang akrab dengan alam Sobat tidak bisa membaca dan mendengar dari alam sekitar

    ReplyDelete
    Replies
    1. sama pakdhe, saya juga kurang bisa membaca dalil dari alam :)

      Delete
  9. Azan subuh tak menggoyahkan percumbuan sang mimpi
    hanya perkiraan

    ReplyDelete
  10. wadduhhhhhhh... ampe bingun juga nih apa artinya nih.. beberapa kali baca karena penasara pengen tau artinya apa. tapi hasilnya (NIHIL) kasih tahu donk mas artinya apa ??

    ReplyDelete
    Replies
    1. terimakasih sudah berkunjung dan membaca tulisan saya sob. salam kenal ya :)

      Delete
  11. mau komen apa ya soalx aq agak oon ni lihat permainan kata2nya, :D

    ReplyDelete
  12. kerak dada kalo digoreng enak gak, bro..?

    ReplyDelete
    Replies
    1. emang kerak telur. hahaha. saya nggak tau. blom pernah goreng kerak dada. sini kerak dadanya mau digoreng om?

      Delete
    2. dada atau paha? mau di tempat atau di bawa pulang? KFC kalee..

      Delete
  13. Lalu mengapa enggan mengakhiri?
    Pasti ada alasan khusus nih.

    ReplyDelete
  14. waduh.. itu percumbuan dalam artie sebenarnya atau makna kiasan ya? hehehhe. jadi terbayang bayang nie.

    ReplyDelete
  15. Untaian kata puisi yg sangat bagus nih...

    ReplyDelete
  16. Pagi ini aku membaca catatanmu, dan cuma ingin menuliskan "kerenn"
    Roel... singkat tapi kena ke dalam hati ;)

    makasih masukannya di fiksiku ya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. sip mbak irma. ditunggu fiksi berikutnya :)

      Delete
    2. Makasihh apresiasinya roel, jd semakin bersemangat untuk belajar lagi :)

      belum menulis lagikah?

      Delete
  17. Replies
    1. selamat mampir sob. silakan kopinya diseruput :)

      Delete
  18. mencoba menebak siapakah itu gerangan :D

    ReplyDelete
  19. " di halimun pagi biasa ia titip bunyi. pun di bayu siang ia tumpangkan tala"....So deeply. Halimun yang merata hinggapi semesta,...hemmm apalagi ya...#kabuur

    ReplyDelete
  20. komentarku apa yah... hemmm begtu dalam deh tuh rangkaian makna yg terselip di dalam kerak dada. dadanya berkerak :P
    bercanda intinya bguslah

    ReplyDelete
  21. wiiiw.. kata yang tersusun rapi , apik dan asri.. menyertai ari... ah kabuuur..

    ReplyDelete
  22. Makna yang dalam.. terbayang... aah. pewarta nada .. tak sanggup.. tangan ini terasa kelu tuk menata kata..mulkut terasa bungkam menata nada.. jadi kabuuur....

    ReplyDelete
  23. Hhmmm....
    Kata kata yang indah.... :)

    ReplyDelete
  24. ehhmm..
    salam kenal ya kawan ?

    ReplyDelete
  25. salam kenal, & izin nyimak artikel bermanfaat di sini

    ReplyDelete
  26. Wah, belum posting lagi nih. . :D

    ReplyDelete
  27. Ta petang ta malam selalu lembut menyeru kata yg cukup menyentuh...

    ReplyDelete
  28. salam hangat kawan..
    :)

    ReplyDelete
  29. ok sobat, tp blm dpt wangsit nih buat update

    ReplyDelete
  30. Selamat pagi sob selamat berhari minggu...

    ReplyDelete
  31. berkunjung sobat, ijin nyimak dulu..

    ReplyDelete
  32. pemilihan diksi sudah bagus. perangkaian kalimat juga sudah cukup ok. mungkin perlu lebih banyak mencoba menggarap tema sosial/kehidupan, dengan memasukkan majas yang cocok, sehingga aspek kedalaman bahasa puitis tetap dapat diperoleh, walaupun isi puisi sebenarnya merupakan reaksi atau protes atas keadaan di sekitar. salam karya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. harus terus belajar nulis nih saya bang.
      terimakasih bang akhirnya berkunjung juga kesini. saran dan kritiknya sangat membangun bagi saya. salam karya. :)

      Delete
  33. kata-katanya dalemm braaah, semuanya pake konotasi :D nice one!

    ReplyDelete
  34. beneran dech,,, saya gak ngerti artinya, tapi tiap kali bacanya bikin deg2an...

    #saya sampe baca 3x lho#

    ReplyDelete
  35. Karena saya gak ngerti puisi, jadi hanya bisa menikmati saja :)

    ReplyDelete
  36. sudah lama nggak baca kata halimun, jadi ingat lumayan sering menmbusnya dgn Lila sepedaku di pagi hari

    ReplyDelete
  37. makasih yah sudah datang di blog menara18.wordpress.com...salam kenal yah, btw puisinya keren mas :)

    ReplyDelete
  38. Salam Kenal. Kalau boleh bersaran diksi yang mengandung konotasi terlalu banyak. Kalau boleh diseimbangkan, biar lebih banyak yang bisa mendalami dan mengapresiasi. Foll back aku ya...

    ReplyDelete
  39. Keren bang roel pemilihan bahasanya...saya penikmat tulisan-tulisan abang.

    ReplyDelete
  40. jalan2 sambil cari2 postingan baru.., happy blogging *smile

    ReplyDelete
  41. nampaknya lagi di aryu nih gaan...??? :D

    ReplyDelete