Gambar dari sini
Wahai pagi yang buta; sumringahmu dirampas siapa? Senyum bibir ayam ayam jantan di kandang kandang besi menguap begitu saja. Lampion mati.
O langit yang pemalu; di terikmu tak tampak lagi keceriaan. Apa terbunuh oleh birahi kaum bangsawan? Yang silih berganti mencecap aroma kudus di bibirmu?
O gemintang yang kalah; cahyamu ungu melengkung di sela sela selangkangan pepohon hutan, menggoda sesosok muda merenggut kenestapaan yang memantul di pinggir kolam.
Gila. Malam mendekap tubuh tubuh papa di kolong kolong syurga kebejatan. Angin melingkari kaki mereka mengusap gigil membelai perih mencongkel keberanian di mata mereka yang memancarkan cahaya coklat. Aroma birahi kaum bejat memekak menggelantung di nadi yang kusam. Gerombol awan awan kusut menjulang membayangi kota kota bejat. Tarian tarian bejat. Suara suara bejat. Nafas nafas bejat. Tubuh tubuh bejat. Jiwa jiwa bejat yang memenangi peperangan bejat. Auman neraka mengepak di ubun-ubun mereka.
_________
09-01-2014
Keren bro, lanjutkan (Y)
ReplyDeletejika kita tak bisa bilang pada siapa.
ReplyDeletemaka kata-kata jadi senjata.
membabat apa saja.
yang kita tak suka.
Waduh ... seram juga membayangkan makna dan mengimajinasikan isinya ...
ReplyDeleteaku juga bejat, om...
ReplyDeletemulai aktif lagi nih...?
semangat, om...
termasuk aku om :v
Deletelagi kangen aja nih sama blog, hehe
terimakasih om
suram tapi keren...
ReplyDeleteDiksinya mantep euy, kritik tajamnya juga dapet (y)
ReplyDelete