Saturday, May 22, 2010

Ruang Batas

catatan seorang pecundang. berharap siapa saja mendengarkannya.
itu harapan terakhirnya. hanya itu. karena ia sudah kalah.
dan hidupnya sudah tak bernyawa.

ini bukan penjara
aku tahu, iya
ini hanya sebuah ruang
sangat sempit dan lebih sesak dari penjara
ruang tanpa tembok yang nyata
tanpa pintu-tanpa jendela
tapi batasnya jelas
tak bisa ku lewati-tak bisa ku runtuhkan

seperti dikutuk aku tak bisa keluar
terpuruk-meringkuk
tak ada yang bisa ku lakukan

menangis?
aku ingin sekali
menumpahkan air mata yang tersisa
aku tak bisa tapi
mataku masih kering saja
pun lensanya tak jua berkaca

hatiku banjir, itu yang ada

lelah?
sangat
aku sangat lelah
sepanjang hari hanya duduk mengapit kedua lutut
menyusupkan kepala di sela-selanya
berharap ruang batas ini menghilang tiba-tiba
agar aku bisa keluar merasakan udara yang nyata

tapi sia-sia
ruang ini masih tetap ada
aku masih di dalamnya
tak bisa kemana-mana
dan hatiku tetap meneteskan tangis air tuba

tak bisa apa-apa

ku nikmati kekalahan ini
tertawa mencoba membungkus lara
sembari menunggu malaikat pencabut nyawa datang menyapa
dan membawa jiwaku pergi
menyisakan raga yang papa




*hidup ini sangat melelahkan*

7 comments: