Puisi untuk Seorang Sahabat

foto dari sana

Aaauuwwooooo…… *monyetnya tarzan datang* enak aja lu bilang gw monyet, awas lu ya… *ah, udah, sapa temen2 tuh…* Iya, hai teman-teman, kumaha damang?pie kabare? Apa kareba? Ngumbe kabarda pada? How are you? Apa kabar? *sama wae itu mah*.

Okeh, pada kesempatan kali ini saya mau memosting sebuah puisi. Puisi ini ditulis khusus untuk seorang sahabat yang sekarang berada di suatu tempat *dimana tempatnya?* gw juga ngga tau, hahaha, kena lu, jin… *dasar sinting*.

Jadi, beberapa minggu yang lalu saya menjanjikan sebuah puisi untuk sahabat saya ini. Berhubung ide ngga dateng-dateng, dicari-cari ngga ketemu-ketemu, yah terpaksa deh janjinya harus dipegang lama-lama *untung lu blm mati ya…* hei jin, jangan ngomongin mati deh, gw blum nikah…

Nah, setelah sekian lama, akhirnya puisinya jadi juga… *horeeeee…*. Oia, saya mau minta maaf dulu karena saya ngga segera bikin puisinya. Mudah-mudahan dia menerima puisi ini apa adanya *amiiiin…* tumben lu dukung gw, jin… Nah, ini dia puisinya:

"Seperti Mentari"

Seperti mentari

Berikan cahaya dengan cuma-cuma

Tanpa banyak kata

Tanpa mengharap apa

Seperti mentari

Berikan hangat pada dunia

Dengan penuh cinta

Dengan tulus jiwa

Padanya Kau berikan cinta

Dengan ikhlas tanpa noda

Tak butuh segala

Hanya setia dan pengertian belaka

Kadang luka menyapa

Kadang luka lama kembali menganga

Itulah cinta

Dan kau tetap setia padanya

Seperti mentari

Terus memberikan cahaya

Menghangatkan dunia dengan cuma-cuma

Kau mencintainya sepenuh jiwa

Berharap bahagia dengannya

Sampai ujung fana

Seperti mentari

Ya, Kau seperti mentari

***

Untuk sahabatku, bahagialah, anggaplah masalah seperti anak tangga. Semakin tinggi melangkah, kaki memang akan semakin lelah, tapi ingatlah, setiap kali kamu melangkah, kamu akan mencapai sebuah tingkatan yang semakin indah… *hmm analogi lu aneh…ini terkesan menggurui juga roel…* Oh, gitu ya, jin? Abisnya gw bingung mau bilang apa, hahaha…. *hahaha… mingkem.* mmm…